Senin, 06 Juni 2016

PEDADA


Buah pedada termasuk ke dalam kelas Angiospermae, tumbuhan biji terbuka yang memiliki propagule atau bakal buah yang sangat unik. Memiliki kemampuan mengapung dan memiliki akar napas untuk membantu dalam proses respirasi serta reproduksinya. Polinasi yang dipengaruhi oleh serangga dan angin. Adaptasi yang tinggi terhadap salinitas yang tinggi maupun rendah dengan daun yang tebal, dan adaptasi dengan akar napas serta bereproduksi  dengan bakal buah yang disebut propagule
Tumbuhan mangrove mempunyai banyak fungsi dan manfaat. Salah satunya adalah mangrove pedada. Apple Mangrove (Sonneratia sp.) merupakan pohon bakau dengan akar nafas yang muncul vertikal dari dalam tanah. Tumbuhan ini mampu menangkap dan menahan endapan, menstabilkan tanah habitatnya, serta bertindak sebagai pionir yang memagari daratan dari kondisi laut dan angin dalam pembentukan formasi hutan bakau di kawasan pantai. Buah Apple Mangrove dapat dimakan secara langsung. Rasa asam dan aroma yang khas, serta tekstur buah yang lembut
 2.1.1      Klasifikasi
              Klasifikasi mangrove Sonneratia caseolaris  yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tepung menurut Plantamor (2011), adalah sebagai berikut:
Kingdom          : Plantae
Subkingdom    : Tracheobionta
Super Divisi     : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Myrtales
Famili              : Lythraceae
Genus             : Sonneratia
Species           : Sonneratia caseolaris


Apple mangrove



 Morfologi
Sonneratia caseolaris tergolong dalam family Sonneratiaceae dan dijumpai di Sunderbans, hutan mangrove di Bangladesh. Nama Inggris dari pohon ini adalah mangrove Crabapple dan diketahui nama lokalnya adalah Choilani atau Choila. Pohon ini selalu berdaun dan dapat tumbuh antara 15-20 meter. Pohon itu mempunyai daun yang berbentuk elips dan bunga merah besar. Terdapat penopang atau akar pada pohon. Penumatophores bisa mencapai
50-90 cm dan diameter 7 cm. Pohon ini dapat ditemukan dari Sri Lanka sampai Bangladesh serta Filipina, Timor, New Guinea, kepulauan Solomon dan Indonesia . Salah satu jenis mangrove yang dimanfaatkan buahnya yaitu jenis pedada (Sonneratia caseolaris) yang hidup dan tumbuh di hutan mangrove.
Tabel 1. Komposisi gizi buah mangrove per 100 gram bahan
Kandungan Gizi
Jumlah,Kalori (kal)
354
Air (g)
9.8
Protein (g)
5.6
Lemak (g)
0.5
Karbohidrat (g)
81.3
Serat Kasar (g)
4.0
Abu (g)
2.8
Ca (mg)
207
P (mg)
117

Pengolahan Buah Mangrove Menjadi Tepung Mangrove
Pemanfaatan tumbuhan mangrove sebagai bahan pangan, jauh lebih rendah dari pada potensi yang ada. Buah/hipokotil Bruguiera spp., Sonneratia caseolaris, dan Terminallia catapa mengandung pati dan dapat menjadi sumber karbohidrat. Rendahnya pemanfaatan tumbuhan mangrove di lokasi penelitian sebagai bahan pangan, selain disebabkan karena rasa, warna, dan penampilannya, diduga karena adanya kesan bahwa bahan makanan tersebut hanya layak dikonsumsi orang miskin atau pada masa paceklik, serta adanya kemudahan mendapatkan uang dari tangkapan biota laut untuk ditukar dengan beras atau bahan pangan Lainnya
Mangrove tumbuh subur di sepanjang pantai di Indonesia terutama didekat muara-muara sungai. Mangrove secara tradisional dimafaatkan sebagai kayu bakar, bahan bangunan dan kerajinan, bahan obat-obatan dan beberapa dimanfaatkan sebagai makanan tambahan. Sonneratia yang lebih dikenal dengan pedada dan daun mudanya dipakai sebagai makanan tambahan dan sayuran. Buah yang masih muda dapat dimakan secara langsung rasanya seperti buah kedondong muda. Sedangkan buah yang tua biasanya dikukus dan dimakan dengan kelapa parut
Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus tergantung pemakaiannya. Biasanya digunakan untuk keperluan penelitian, rumah tangga, dan bahan baku industri. Tepung bisa berasal dari bahan nabati misalnya tepung terigu dari gandum, tapioka dari singkong, maizena dari jagung atau hewani misalnya tepung tulang dan tepung ikan (Wikipedia, 2011).
Tepung merupakan struktur pokok atau bahan pengikat di dalam semua formula kue keringan. Dia menunjang kerangka sekeliling dimana bahan lain dikelompokkan dalam berbagai proporsi. Untuk para pembuat kue keringan telah tersedia sejumlah besar ukuran dan jenis tepung yang masing-masing memiliki pengaruh pengikatan dan pengerasan yang berbeda-beda terhadap adonan kue kering
Pada tahun 2000 tumbuhan yang ditanam secara sederhana tersebut tumbuh dengan baik dan menjadi kelompok mangrove yang cukup rimbun. Kemudian pada tahun 2004, kami melihat tumbuhan mangrove yang semakin rimbun tersebut salah satunya menghasilkan buah yang memiliki aroma cukup kuat yaitu buah pedada (Sonneratia caseolaris) yang saat ini dikembangkan menjadi produk utama berupa sirup mangrove. Dengan berjalannya waktu, maka kami melakukan inovasi dan kreasi dari produk buah pedada tersebut yang tidak hanya menjadi sirup mangrove saja namun dapat pula menjadi jenang, tepung dan cake pedada
Hasil olahan buah Pedada dapat berupa bolu, puding, bapao, ketimus, donat. Selain itu minuman. sirup, jus, dawet. Tak ketinggalan, olahannya juga bisa menjadi lauk urap, keripik, lumpia. Yang harus diketahui, untuk mengolah buah pedada menjadi bahan siap makan tidak boleh sembarangan. Buah ini mengandung senyawa toksik yang cukup berbahaya bila dikonsumsi manusia, yakni HCN (asam sianida). Senyawa ini dalam dosis 0,5-3,5 mg/kg berat badan dapat mematikan manusia. Karena bila berada dalam tubuh mampu mengganggu enzim sitokrom-oksidase yang menstimulir reaksi pernafasan pada organisme aerobik. (Septiadi, 2010). Adapun tahapan proses pengolahan  buah mangrove pedada menjadi tepung pedada terdiri dari penerimaan bahan baku, perebusan dengan air panas, pengeringan, penggilingan, dan pengemasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar